Bagi
kalangan masyarakat Tapanuli era tahun 80-an, sosok “Homang” bukanlah sesuatu
yang aneh didengar. Ada banyak
peristiwa-peristiwa yang dapat dipercaya yang semakin membuat banyak orang
semakin penasaran dengan keberadaan makhluk misterius ini. Benarkah “Homang”
itu ada?, selanjutnya, siapakah mereka?.
Menurut
cerita beberapa orang, (tentunya dari cerita ke cerita). Homang adalah makhluk
bertubuh besar, mirip manusia/kera dengan rambut panjang, gigi tajam, mata
merah dan hampir semua tubuhnya dipenuhi bulu-bulu. Biasanya tinggal di
pedalaman hutan-hutan yang ada di Tapanuli. Homang tidak memiliki suara yang
khas, namun sangat mahir dalam meniru suara manusia. Sehingga bagi orang Tapanuli,
ketika ada saudara atau anggota keluarga ketinggalan di hutan, maka sangat
dipantangkan memanggil nama yang bersangkutan. Sebab jika Homang mendengarnya,
maka Homang juga akan ikut memanggil nama tersebut. Dan tentu si Homang
berharap korban akan mendengar suaranya dan semakin mendekatinya, [homang,red].
Homang adalah makhluk pemakan tumbuhan dan daging yang ada di sekitarnya. Satu
hal yang paling membahayakan keberadaannya adalah bahwa homang dapat membuat
makhluk disekitarnya lupa diri, bingung dan tersesat [semacam ilmu hipnotis].
Itulah sebabnya sampai sekarang jika orang Tapanuli hilang di hutan pasti di
sebut “dililuhon homang” [disesatkan
homang].
Mengapa banyak orang
mempercayai keberadaan Homang?
Keberadaan
Homang memang tidak bisa dianggap sebagai dongeng belaka. Ada kisah yang
dialami beberapa orang terkait dengan keberadaan Homang. Kisah pertama, di
tahun 1980-an [kisah dari nenek saya], Seorang pria, sebut saja Parlin [40],
berangkat ke tombak [hutan] untuk mengambil haminjon [kemenyan]. Parlin
berangkat pada hari Selasa dan bermaksud akan pulang ke rumah di hari Sabtu
sore beberapa hari berikutnya. Namun Parlin tidak pernah pulang sampai 2 tahun
berikutnya. Semua anggota keluarga bolak balik keluar masuk hutan dimana Parlin
biasanya mengambil haminjon. Dan hasilnya nihil sampai anggota keluarganya memutuskan
untuk tidak mencarinya. Namun 2 tahun berikutnya, Parlin secara mengejutkan
warga kembali dengan kondisi yang sangat berbeda. Tubuh kurus, rambut panjang,
sedikit stress, pakaian lusuh. Awalnya keluarga sangat takut, namun Parlin
mulai bercerita tentang pengalamannya. Dia awali ceritanya Rabu pagi-pagi buta,
seseorang memanggil namanya ketika Parlin masih tertidur di sopo [pondok tempat
istirahat di hutan]. Masih menurut Parlin, dia sangat yakin suara itu adalah
suara temannya. Akhirnya Parlin terbangun dan segera keluar sopo. Dia
mencari-cari asal suara, dan tanpa sadar Parlin semakin jauh dari soponya.
Hingga dia merasa ada sesuatu yang aneh. Sesosok makhluk aneh dan sangar berada
di depannya. Parlin seperti orang gila. Tidak bisa berbuat apa-apa. Dia
menghabiskan waktunya di dalam sebuah lubang semacam mata air sedalam 2 meter
yang kiri-kanannya banyak pohon-pohon besar. Sesekali makhluk aneh yang disebut
Homang itu meninggalkannya dan kembali lagi membawakannya daging. Begitulah
selama dua tahun kehidupannya. Masih menurut Palin, dia mendengar suara
orang-orang ketika saudara-saudaranya mencarinya diawal dia tersesat. Namun,
Parlin tidak bisa berbuat apa-apa. Dia ketakutan karena si Homang tetap
menjaganya. Happy Endingnya, ketika si Homang pergi, Parlin memberanikan diri
untuk kabur, dengan sisa-sisa tenaganya, dia berlari secepatnya mengikuti hati
nuraninya. Hingga dia tiba disebuah perkampungan daerah Pahae. Orang-orang di
kampung itu sempat mengiranya orang gila. Namun Parlin tetap tidak peduli.
Parlin hanya ingin segera sampai di rumahnya dan berkumpul bersama keluarganya.
Parlin berjalan selama 3 hari tanpa makan dan hanya minum hingga akhirnya dia
sampai di rumahnya. Menurut nenek saya, kisah si Parlin ini sempat masuk Koran
daerah Tapanuli pada tahun 1987. [I’m not sure]. Kisah kedua, ini sedikit
berbeda. Namun tetap menceritakan tentang adanya Homang, meskipun agak sedikit
kurang bisa dipercaya. Namun kisah ini benar terjadi. Ini terjadi tahun 2006
[?], tidak jauh dari daerah saya. Oh ya, saya berasal dari Kec. Pangaribuan,
Tapanuli Utara. Sebut saja Nurdin, pria 4 anak ini berangkat ke hutan sama
seperti Parlin. Namun hingga saat ini Nurdin tidak pernah ditemukan. Bahkan
tanda-tanda bahwa Nurdin meninggalpun sampai sekarang juga tidak ada. Keluarga
masih berharap Nurdin masih akan kembali. Hingga akhirnya keluarga memutuskan
untuk bertanya pada dukun ternama [ini nih yang membuat nilai trustnya
berkurang). Konon, menurut sang dukun. Nurdin masih hidup. Dan tidak jauh dari
daerah dimana dia biasanya bekerja mengambil haminjon. Masih menurut dukun,
Nurdin tinggal bersama makhluk besar, berambut panjang, bergigi tajam dan
berbadan gelap. Nurdin katanya sangat bahagia disana. Bahkan dia bisa melihat
setiap orang yang lewat dari sekitanya namun orang-orang tidak melihatnya.
SS[20/10/13]